Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Keuntungan Pasar Monopoli, Oligopoli Dan Monopolistik

Apa yang dimaksud dengan keuntungan diatas normal dalam penentuan harga pada pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistik?
Di dalam pasar monopoli terdapat satu produsen di pasar. Kondisi ini menunjukkan adanya entry barrier yang amat tinggi dalam pasar monopoli. Pada pasar monopoli produsen dapat menentukan harga barang untuk memperoleh keuntungan diatas normal. Harga barang pada pasar monopoli lebih mahal dari pasar persaingan sempurna. Produsen memaksimumkan keuntungannya saat kondisi produksi bisa optimal dengan memenuhi kondisi dimana biaya marjinal (marginal costs, MC) sama dengan pendapatan marjinal (marginal revenue,MR) atau MC = MR. Perusahaan bisa mempertahankan keuntungan di atas normalnya asalkan perusahaan bisa mempertahankan entry barrier-nya. Apabila tidak bisa, akan memunculkan pendatang baru untuk masuk dan struktur pasarnya menjadi oligopoli.

Didalam pasar oligopoli Dalam upaya memaksimumkan keuntungan diatas normal, beberapa perusahaan dapat melakukan kolusi sehingga dapat bertindak sebagai monopoli atau sebaliknya, mereka akan berkompetisi untuk menguasai pasar. Jumlah beberapa produsen yang paling mudah dipahami adalah adanya 2 (dua) produsen. Oleh karena itu, fokus analisis pasar oligopoli adalah duopoli. Analisis duopoli ini mewakili analisis oligopoli. 

Dalam struktur pasar oligopoli  perusahaan mengambil keputusan dengan memperhitungkan perkiraan reaksi kompetitornya. Contoh : di pasar ada dua produsen, A dan B. Apabila A menaikkan harga produknya B tidak akan mengikuti strategi A. Dengan demikian, B bisa menjual lebih banyak. Akibatnya, penjualan A akan turun besar. 

Dari contoh diatas apabila A menaikkan harga, berarti A menghadapi kurva permintaan yang elastis. Yaitu dengan menaikkan harga sedikit, penjualan A turun relatif banyak.  Jika A merubah strategi dengan menurunkan harga, maka B juga ikut menurunkan harga supaya tidak kehilangan penjualan. Akibat dari A menurunkan harga, penjualan A memang akan naik, tetapi tidak banyak karena B juga ikut menurunkan harga. Jadi, apabila A menurunkan harga, A menghadapi kurva permintaan yang tidak elastis.

Didalam struktur pasar monopolistic competition, masing-masing produsen memproduksi produk yang saling mirip, namun tidak identik. Masing-masing produsen berkompetisi dengan menonjolkan karakteristik produknya. Kemiringan kurva permintaan yang dihadapi produsen mencerminkan market power-nya yang berpengaruh pada keuntungan diatas normal. Semakin banyak substitusi produk, semakin kecil market power produsennya, Keuntungan super normal akan dieliminasi dengan relatif cepat oleh kompetisi, misalnya dengan munculnya lebih banyak lagi differentiated products. Hal ini mengakibatkan kurva permintaan yang dihadapi produsen bergeser turun. Keuntungan akan menuju ke tingkat normal.

Solusi apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang masuk dalam kartel?
Kartel adalah hasil kolusi perusahaan-perusahaan dalam struktur pasar oligopoli. Tujuan dibentuknya kartel adalah menghindari terjadinya perang harga dan untuk meningkatkan keuntungan bersama yaitu dengan menaikkan harga produknya.  Solusinya adalah Solusi non-cooperative (persaingan) lebih natural dan bisa lebih sustainable. Bagi A atau B, solusi terbaik pertama (first best) adalah bila A atau B berhasil melakukan cheating dalam skenario kartel. Solusi terbaik kedua (second best) bagi mereka adalah A dan B memegang komitmen (commitment) untuk tidak melakukan cheating, kartel sukses. Solusi terjelek adalah bila A dan B melakukan cheating. Perhatikan bahwa kemungkinan besar, A dan B akan jatuh ke solusi terjelek, yaitu persaingan ini bisa menjurus pada perang harga (price war). Perang harga akan berhenti bila A dan B sudah tidak bisa menanggung kerugiannya. Dalam skenario ekstrim, perang harga bisa membuat A atau B ke luar dari industri.

Economics of scale dalam pasar monopolistic dan mengapa intra industry dalam pasar monopolistik menciptakan perdagangan internasional ?
Jika diasumsikan economies of scale dalam struktur pasar monopolistic competition, apa yang terjadi? Dengan asumsi economies of scale, produsen selain bersaing dalam karakteristik produk, mereka juga akan bersaing dalam merealisasikan economies of scale-nya. Dengan demikian, produsen dengan derajat economies of scale tertinggi akan mampu menekan harga sehingga pangsa pasarnya semakin membesar. Dalam skenario ini first mover membentuk entry barrier yang relatif tinggi sehingga produsen lain tidak mampu masuk ke pasar produk spesifik tersebut. Akibatnya, produsen lain harus memproduksi produk lainnya yang mempunyai karakteristik yangberbeda (differentiated product).

Implikasinya, masing-masing perekonomian (negara) akan memproduksi sejumlah differentiated products yang awalnya muncul karena permintaan domestik dan berhasil merealisasikan faktor economies of scale nya. Jika karakteristik produk tersebut diminta oleh konsumen negara lain maka economies of scale lebih bisa terealisasi lagi. Perdagangan internasional untuk produk-produk yang terdiferensiasi ini disebut intra industry trade. Misalnya : Jepang mengekspor Kenzo ke Amerika, Amerika mengekspor Arrow ke Jepang.

Intra-industry trade terjadi karena dua alasan. Pertama, perusahaan perusahaan dalam suatu negara bisa memanfaatkan masing-masing economies of scale mereka. Akibatnya, perusahaan akan memproduksi lebih sedikit macam barang dibanding kemungkinan jumlah differentiated products tersebut. Kedua, konsumen lebih suka mengonsumsi produk-produk yang bervariasi atau permintaan konsumen akan produk adalah beragam.

Perdagangan internasional mempunyai fungsi penting, yaitu memungkinkan suatu negara memproduksi komoditas yang kurang beragam sehingga dapat merealisasikan keuntungan economies of scalenya dari komoditas-komoditas tersebut, namun tidak mengorbankan keragaman konsumsi. Dalam hal ini, economies of scale membatasi jumlah barang yang diproduksi negara. Kondisi ini mendorong suatu negara untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.