Perbedaan Antara Pengelolaan Portofolio Pasif Dengan Portofolio Aktif Dalam Berinvestasi
Apakah Perbedaan Antara Pengelolaan Portofolio Pasif Dengan Portofolio Aktif Dalam Berinvestasi? Berikut pendapat saya : Pengelolaan portofolio pasif adalah pegelolaan yang tidak membutuhkan pengetahuan dan pengumpulan data yang sangat mendetail serta melakukan analisis yang mendalam hal ini biasanya dilakukan oleh investor ritel seperti saya.
Secara mudah Investor ritel adalah pelaku pasar non-profesional yang umumnya berinvestasi dalam jumlah lebih kecil daripada investor institusional yang lebih besar. Investor individu sebagai investor retail ini dianggap kurang berpengetahuan, kurang disiplin, kurang terampil, dan lebih rentan terhadap kesalahan perilaku dan emosional daripada profesional. Sikap Emosional ini contohnya adalah terlalu buru - buru (ikut dengan pergerakan pasar yang sedang naik) dan ingin membeli instrumen investasi saat harganya mulai naik tanpa memikirkan resiko kejatuhannya dikemudaian hari. Jika untung maka keuntungannya adalah milik diri sendiri dan begitu juga sebaliknya jika salah memilih instrumen investasi yang rugi adalah hanya dirinya sendiri atau tidak ada pihak lain yang terdampak terkait keputusannya
Biasanya pengelolaan ini hanya melihat kebutuhan yang diinginkan. Investor menginvestasikan dana yang dimilikinya salah satunya bisa langsung membeli investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga yaitu Obligasi. Pengertian Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan.
Obligasi ini berisi janji dari pihak yang menerbitkan obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi ini tingkat resikonya lebih aman dibandingkan dengan saham. Dalam mengelola obligasinya Investor dapat menggunakan 2 bentuk, yaitu :
- Dengan cara buy and hold, dimana model ini lebih mudah dilaksanakan oleh investor, yaitu dengan membeli obligasi dan memegangnya atau menahannya dalam waktu lama, kemudian menjualnya ketika investor itu membutuhkan dana.
- Portofolio indeks, dimana model portofolio adalah portofolio yang mengikuti indeks atau komposisinya mendekati indeks. Artinya, aset alokasi obligasi hampir sesuai dengan obligasi. Penjelasan yang mudah adalah investor ini membeli beberapa jenis obligasi (lebih dari satu jenis) baik yang dikeluarkan oleh pemerintah atau korporasi. Misalnya, sebuah indeks obligasi mempunyai 100 obligasi maka seorang investor berusaha juga memiliki hampir 100 obligasi atau seluruh (100 obligasi). Harapannya adalah Yield yang diperoleh investor lebih besar yaitu hampir sama dengan yield yang diberikan oleh indeks tersebut. Yield merupakan tingkat pengembalian investasi sebagai persentase dari jumlah investasi awal. Yield sendiri adalah tingkat pengembalian dari suatu instrumen keuangan (salah satunya obligasi) berdasarkan tingkat suku bunga, bukan selisih kenaikan harga.
Sedangkan sebaliknya pegelolaan portofolio aktif adalah sebuah cara yang dilakukan oleh manajer investasi utuk memberikan hasil yang maksimal kepada investor. Kegiatan ini bukan dilakukan oleh Investor Ritel, tetapi pengelolaan portofolio aktif adalah sebuah cara yang dilakukan oleh manajer investasi untuk memberikan hasil yang maksimal kepada investor.
Contoh produk yang dihasilkan oleh manajer investasi ini adalah Reksadana Pendapatan Tetap, yaitu jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada surat utang (obligasi). Ketika masyarakat membeli reksa dana obligasi, sebagian besar dana masyarakat yang terkumpul tadi akan dibelikan surat utang jangka panjang (Obligasi) oleh Manajer Investasi.
Pengelolaan portofolio yang aktif akan memberikan gambaran tentang situasi yang terjadi pada waktu mendatang bagi pihak pengelola, ini harus dilakukan dengan hati - hati karena jika reksa dana pendapatan tetap ini memberikan untung, maka keuntungannya adalah juga milik masyarakat yang berinvestasi.
Begitu juga sebaliknya jika salah memilih obligasi yang masuk dalam portofolio kelolaannya dan hasilnya adalah kerugian, yang rugi bukan hanya dirinya sendiri (perusahaan manajer investasi) tetapi ada pihak lain yang terdampak terkait keputusannya yaitu masyarakat yang telah membeli produk investasinya tersebut. Dengan demikian, manajer investasi harus dapat meramalkan tingkat bunga pada waktu mendatang dengan memperhatikan pergerakan tingkat bunga yang sensitif terhadap harga obligasi dan total return portofolio. Demikian pendapat saya. Sekian dan terimakasih. Salam.