Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keberanian Investor Menanggung Risiko Dalam Berinvestasi

Seorang investor harus melakukan pilihan dari seluruh instrumen investasi yang ada sebelum melakukan investasi atas dana yang dimilikinya. Pilihan tersebut dilakukan agar tidak terjadi penyesalan pada keputusannya. Maka seorang investor harus mempertimbangkan antara resiko dan tingkat pengembalian. Tingkat pengembalian dan resiko tersebut disesuaikan dengan pilihan investasi yang dilakukan, bahkan resiko yang dipilih harus disesuaikan dengan keberanian investor menanggung resiko tersebut. 

Ini artinya bahwa seorang investor harus melakukan pilihan dari seluruh instrumen investasi yang ada sebelum melakukan investasi atas dana yang dimilikinya. Hal ini diperlukan dikarenakan dalam melakukan investasi yang memiliki adanya ketidakpastian akan selalu menghadapi risiko. Risiko tersebut bersumber dari berbagai hal, misalnya Pemerintah melakukan perubahan kebijakan nilai kurs dari tingkat mengambang yang dikelola (managed floating) ke tingkat mengambang (floating) sehingga nilai kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Akibat dari perubahan kebijakan ini investor yang mempunyai posisi untuk membayar dalam jangka pendek akan terpengaruh sehingga disebut risiko perubahan kurs (Exchange Rate Risk). Konsep Risiko adalah selisih antara tingkat pengembalian aktual dengan tingkat pengembalian ekspektasi. Ada baiknya jika memilih Portofolio pemilikan aset investasi lebih dari satu.

Risiko yang harus siap dihadapi investor adalah sebagai berikut :
  1. Interest-rate Risk yaitu risiko utama yang dihadapi investor karena kenaikan atau penurunan tingkat bunga yang terjadi.
  2. Reinvestment Risk yaitu risiko yang dihadapi akibat investasi atas bunga yang diperoleh atas hasil strategi reinvestment. Interest-rate Risk dan Reinvestment Risk mempunyai efek yang saling menghilangkan (offsetting effect).
  3. Call Risk yaitu risiko yang dihadapi oleh investor di mana penerbit obligasi mempunyai hak untuk membeli kembali (call) atas obligasi tersebut. Bila tingkat bunga turun di bawah kupon obligasi dan biasanya penerbit akan menggunakan haknya untuk membeli obligasi tersebut.
  4. Default Risk yaitu risiko yang dihadapi investor atau pemegang obligasi dikarenakan obligasi tersebut tidak dapat membayar obligasi pada saat jatuh tempo.
  5. Inflation Risk yaitu risiko yang dihadapi investor diakibatkan inflasi sehingga arus kas yang diterima oleh investor bervariasi dalam kemampuan membeli (purchaing power). Kenaikan harga yang terjadi membuat investor mengalami kerugian tidak bisa membeli aset tersebut dengan dana yang dimiliki saat ini.
  6. Exchange Risk yaitu risiko yang dihadapi investor akibat adanya perubahan nilai tukar, biasanya risiko ini akan ditemukan pada aset investasi seperti obligasi dan sebagainya yang berdenominasi valuta asing. 
  7. Liquidity Risk yaitu risiko yang dihadapi oleh investor dalam rangka dapat menjual kembali aset investasi tersebut di pasar dalam rangka mendapatkan nilai tunai. Ukuran dari likuiditas dapat diperhatikan dari selisih antara nilai beli dan jual dari obligasi tersebut.
  8. Volatility Risk yaitu risiko yang dihadapi investor dikarenakan obligasi tersebut dikaitkan dengan opsi yang tergantung kepada tingkat bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu volatility dari tingkat bunga.
Karena adanya ketidakpastian dari risiko diatas, Investor dalam kerangka risiko, umumnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu menghindari risiko, netral terhadap risiko dan menyukai risiko tersebut. Investor yang menghindari risiko maksudnya investor tersebut hanya bisa menerima risiko yang rendah. Sementara, investor yang menyukai risiko yaitu investor yang bisa menerima risiko yang besar, walaupun tingkat pengembaliannya kecil. Sedangkan risiko netral adalah investor yang bisa menerima risiko dan tingkat pengembalian yang seimbang. Risiko dan pilihan investasi yang dilakukan merupakan sebuah aspek penting dalam berinvestasi. Analisis yang sering digunakan untuk risiko dan pilihan investasi ini dimulai dengan perubahan utilitas dan hubungannya terhadap risiko. Utilitas adalah kegunaan atau manfaat dari barang dan jasa atau investasi yang dilakukan.

Tingkat pengembalian dan resiko tersebut disesuaikan dengan pilihan investasi dengan menentukan portofolio yang dipilih , misalnya bisa saja dalam bentuk deposito, properti, saham, dan obligasi bahkan mengikutsertakan investasinya dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ini sekaligus melakukan penyebaran risiko agar hasil yang diperoleh bisa optimal atau jangan melakukan investasi di satu jenis instrument investasi saja karena jika terjadi kerugian tidak langsung menghabiskan uang atau modalnya dalam berinvestasi.
 
 


Posting Komentar untuk "Keberanian Investor Menanggung Risiko Dalam Berinvestasi"